#SIP - ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Pembaca, saya
akan mengawali artikel ini dengan pertanyaan, apa itu Artificial Intelligence? Untuk orang-orang yang mempelajari
Psikologi mungkin tidak asing dengan Artificial
Intelligence. Tapi bisa jadi Artificial
Intelligence tidak asing juga bagi orang-orang yang gemar dengan teknologi,
seperti robot dan teknologi canggih lainnya.
Artificial Intelligence secara umum
didefinisikan sebagai kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan yang dimaksud adalah
berhubungan dengan robot atau jenis teknologi lainnya. Kecerdasan buatan memang
kerap diidentikkan dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku seperti
manusia. Berbagai definisi diungkapkan oleh para ahli untuk dapat memberi
gambaran mengenai kecerdasan buatan, berikut definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dari beberapa
tokoh, diantaranya:
- Schalkoff
(1990) Artificial Intelligence
adalah bidang studi yang berusaha menerangkan dan meniru perilaku cerdas
dalam bentuk proses komputasi
- Rich
dan Knight (1991) Artificial Intelligence
adalah studi tentang cara membuat komputer melakukan sesuatu yang sampai
saat ini orang dapat melakukannya lebih baik.
- Luger
dan Stubblefield (1993) Artificial
Intelligence adalah cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan
otomasi perilaku yang cerdas
- Haag
dan Keen (1996) Kecerdasan Buatan adalah bidang studi yang berhubungan
dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam
sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut dapat
memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh
manusia.
Berdasarkan
penjelasan beberapa tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan
merupakan bidang studi komputer yang berusaha menerangkan dan meniru perilaku
cerdas manusia dalam sebuah system teknologi informasi.
SEJARAH ARTIFICIAL
INTELLIGENCE
Istilah AI
pertama kali dikemukakan pada tahun 1956 di konferensi Darthmouth. Sejak saat
itu, penelitian, teori, dan prinsip terkait AI terus berkembang. Walaupun
istilah AI baru muncul pada tahun 1956, namun teori yang mengarah ke AI muncul
sejak tahun 1941. Adapun tahapan sejarah AI adalah:
Era Komputer Elektronik (1941)
Pada tahun 1941,
USA dan Jerman mengembangkan alat penyimpanan dan pemrosesan informasi yang
kemudian disebut komputer elekronik. Komputer elektronik ini masih berukuran
besar dan sangat susah untuk diprogram. Komputer elektronik ini melibatkan
konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program.
Pada tahun 1949,
berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan program sehingga programmer lebih
mudah untuk memasukkan program. Penemuan inilah yang menjadi dasar pengembangan
program yang mengarah ke AI.
Masa Persiapan AI (1943-1956)
Pada tahun 1943,
Warren McCulloch dan Walter Pitts mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi
dasar, dan fungsi sel syaraf dalam otak, analisis formal tentang logika
proposisi (propositional logic), dan
teori komputasi Turing. Mereka berhasil membuat suatu model sel syaraf tiruan (artificial neuron) di mana setiap neuron
digambarkan sebagai ‘on’ dan ‘off’. Mereka menemukan bahwa setiap
fungsi dapat dihitung dengan suatu jaringan sel syaraf dan semua hubungan logis
dapat diimplementasikan dengan struktur dan jaringan yang sederhana.
Pada tahun 1950,
Norbert Wiener membuat penelitian tentang prinsip teori feedback. Contoh yang terkenal adalah thermostat. Pada tahun 1956, John McCarthy meyakinkan Minsky,
Claude Shannon, dan Nathaniel Rochester untuk membantunya melakukan penelitian
dalam bidang Automata. Jaringan Syaraf dan pembelajaran intelijensia. Mereka
mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartmouth. Hasilnya adalah program
yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah pemikiran, yang
dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy disebut sebagai Father of AI (bapak AI).
Awal Perkembangan AI (1952-1969)
Pada tahun-tahun
pertama perkembangaannya, AI mengalami banyak kesuksesan. Diawali dengan
kesuksesan Newell dan Simon dengan sebuah program yang disebut General Problem Solver. Program ini
dirancang untuk memulai penyelesaian secara manusiawi. Pada tahun 1958,
McCarthy di MIT AI lab Memo No1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat
tinggi yaitu LISP, yang sekarang mendominasi pembuatan program-program AI.
Kemudian, McCarthy membuat program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut, dibuat
rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.
Pada tahun 1959,
Nathaniel Rochester dari IBM dan mahsiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI
yaitu Geometry Theorm Prover. Program
ini dapat membuktikan suatu teorema menggunakan axioma-axioma yang ada. Pada
tahun 1963, program yang dibuat James Slagle mampu menyelesaikan masalah
integral tertutup untuk mata kuliah Kalkulus. Pada tahun 1968, program analogi
buatan Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.
Perkembangan AI melambat (1966-1974)
Prediksi Herbert
Simon pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa AI akan menjadi ilmu pengetahuan
yang akan berkembang pesat ternyata meleset. Pada 10 tahun kemudian,
perkembangan AI melambat. Adapun masalah yang membuat perkembangan AI melambat
adalah :
- Program
AI yang bermunculan hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung
sama sekali pengetahuan pada subjeknya. Program AI berhasil hanya karena
manipulasi sintetis yang sederhana. Sebagai contoh adalaha Weizenbaum’s
ELIZA program (1965) yang dapat melakukan percakapan serius pada berbagai
topik, sebenarnya hanyalah peminjaman dan manipulasi kalimat-kalimat yang
diketikkan oleh manusia.
- Banyak
masalah yang harus diselesaikan oleh AI. Krena terlalu banyaknya masalah
yang berkaitan, maka tidak jarang banyak terjadi kegagalan pada pembuatan
program AI.
- Ada
beberapa batasan pada struktur dasar yang digunakan untuk menghasilkan
perilaku intelijensia. Sebagai contoh adalah pada tahun 1969 buku Minsky
dan Papert Perceptrons membuktikan bahwa meskipun program Perceptron dapat
mempelajari segala sesuatu, tetapi program tersebut hanay
merepresentasikan sejumlah kecil saja. Sebagai contoh, dua masukan
perceptron yang berbeda tidak dapat dilatihkan untuk mengenali kedua
masukan yang berbeda tersebut.
Sistem Berbasis Pengetahuan (1969-1979)
Pengetahuan
adalah kekuatan pendukung AI. Hal ini dibuktikan dengan program yang dibuat
oleh Ed Feigenbaum, Bruce Buchanan dan Joshua Lederberg yang membuat program
untuk memcahkan masalah struktur molekul dari informasi yang didapat dari spectrometer massa. Program ini
dinamakan Dendral Programs yang berfokus pada segi pengetahuan kimia. Dari segi
diagnosis medis juga sudah ada yang menemukannya, yaitu Saul Amarel dalam
proyek Computer in Biomedicine.
Proyek ini diawali dari keinginan untuk mendapatkan diagnose penyakit
berdasarkan pengetahuan yang ada pada mekanisme penyebab proses penyakit.
AI menjadi sebuah industri (1980-1988)
Industrialisasi
AI diawali dengan ditemukannya expert
system (system pakar) yang dinamakan R1 yang mampu mengkonfigurasi
system-sistem komputer baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital
Equipment Corporation (DEC), McDermott, pada tahun 1982. Pada tahun 1986,
program ini telah berhasil menghemat 40 juta dolar per tahun. Pada tahun 1988,
kelompok AI di DEC menjalankan 40 sistem pakar. Adapun perusahaan yang
menawarkan software tool untuk
membangun sistem pakar seperti Carnegie Group, Inference, Intellicorp, dan
Technoledge. Untuk perusahaan hardware
yang turut berperan dalam pembangungan workstation
yang digunakan untuk optimalisasi program LISP adalah LISP Machines Inc., Texas
Instrument, Symbolics, dan Xerox.
Kembalinya Jaringan Syaraf Tiruan
(1986-sekarang)
Meskipun bidang
ilmu komputer menolak jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku
“Perceptrons” karangan Minsky dan Papert, tetapi para ilmuan masih mempelajari
bidang ilmu tersebut dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli
fisika seperti Hopfield (1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika
untuk menganalisa sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf.
Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian
mengenai model jaringan syaraf pada memori. Pada tahun 1985-an sedikitnya empat
kelompok riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik. Algoritma
ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu komputer dan psikologi.
AI saat ini
Beberapa teknik
AI yang digunakan pada saat ini yaitu, searching,
reasoning, planning, dan learning.
Searching adalah teknik untuk pencarian optimum pada berbagai masalah seperti
jarak tempuh, kamus, web browser. Reasoning adalah teknik untuk penalaran,
seperti permainan catur. Planning
adalah teknik untuk perencanaan, seperti software
untuk menentukan minimum requirement
sebuah pesawat terbang dll. Learning
adalah teknik untuk pembelajaran, yaitu komputer mampu belajar sendiri hanya
dengan diberi pengetahuan tertentu, contohnya mesin penerjemah.
HUBUNGAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DENGAN KOGNISI MANUSIA
Kognisi
merupakan kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses
berpikir tentang sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan
dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis,
memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Selain itu, kognisi
manusia sendiri adalah proses-proses mental atau aktivitas pikiran manusia
dalam mencari, menemukan, atau mengetahui dan memahami informasi dari
lingkungannya.
Artificial Intelligence atau yang
disebut dengan kecerdasan buatan ini adalah ilmu yang berdasarkan proses
manusia berpikir. Hal ini dapat dilihat pada cara kerja AI dan kognisi manusia
dimana cara kerja kognisi manusia adalah menerima stimulus, kemudian dproses
dan setelah itu akan menghasilkan respon. Dan cara kerja Artificial Intelligence adalah menerima input, diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu
keputusan. Dengan demikian, melaui pengetahuan tentang proses berpikir dan
mengetahui bagaimana untuk membuat asumsi-asumsi yang pasti tentang bagaimana
cara berpikir tersebut, maka dengan asumsi-asumsi itulah para peneliti
menggunakannya untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan
secara buatan.
Semua proses
berpikir menolong manusia untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Pada saat otak
manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir memberikan
petunjuk tindakan atau respon apa yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu reaksi
otomatis dan respon yang spesifik dicari untuk menyelesaikan masalah tertentu.
Demikian hal nya dengan Artificial
Intelligence yang dibuat untuk membantu manusia untuk menyelesaikan
masalahnya.
Sumber :
Harris, Michael
C. 2011. Artificial Intelligence. United States :Q2Amedia. http://books.google.co.id
Juang Herdiana M
14513705
4PA07
0 komentar:
Posting Komentar