FENOMENA PENGGUNAAN (LSD) LYSERGICACID DIETHYLAMIDE UNTUK EKSPLORASI PIKIRAN OLEH PSYCHONAUT
FENOMENA PENGGUNAAN
LYSERGICACID DIETHYLAMIDE UNTUK EKSPLORASI
PIKIRAN OLEH PSYCHONAUT
Disusun oleh :
JUANG HERDIANA MUSLIM
14513705
Mata Kuliah :
KESEHATAN
MENTAL
Dosen Pembimbing:
PUTI ANGGRAINI
Universitas Gunadama, Depok
Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina, Depok-16424
Jl. Akses UI, Kelapa Dua,
Cimanggis, Depok-16951
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejak tahun 60-an
para peneliti telah mengembangkan teori bahwa pemikiran manusia sejajar dengan
perkembangan manusia tersebut menggunakan zat entheogen yang telah mendukung
pengembangan konstruksi sosial seperti ritual, bahasa dan musik. Beberapa
peneliti percaya bahwa penggunaan obat psikotropika secara efektif mengubah
arah pembangunan manusia dan telah mendukung peningkatan pesat untuk kapasitas
otak manusia. Dengan mengonkumsi zat entheogen memungkinkan kita untuk dapat terhubung
atau terkoneksi dengan alam lain/alam spirit.
LSD
(Lysergicacid diethylamide) merupakan
salah satu zat entheogen yang besifat halusinogen, akan tapi tidak bersifat dissociative. Selain bersifat halusinogen LSD juga mempengaruhi
fungsi hormon dopamine dalam otak. Kekuatan halusinasi senyawa LSD kurang lebih
seratus kali lebih kuat dari senyawa psilocybin
yaitu zat yang terdapat dalam jamur psilocybin
(magic mushroom) dan sekitar tiga
ribu kali lebih kuat ketimbang senyawa mescaline
yang terdapat pada tumbuhan cactus peyote.
Publik
mulai mengenal LSD pada pertengahan tahun 1960 yang popular di kalangan
subkultur hippie. Pada awalnya hippie mewarisi nilai-nilai countercultural dari Beat Generation, menciptakan komunitas
mereka sendiri, mendengarkan musik psikedelik rock, memeluk revolusi seksual ,
dan beberapa tumbuhan psikotropika maupun halusinogen yang digunakan seperti
jamur, ganja, termasuk LSD serta meditasi dengan tujuan mengeksplorasi keadaan
kesadaran yang berubah.
BAB II
LANDASAN TEORI
Sigmund Freud berpendapat bahwa
kehidupan psikis terdiri dari kesadaran (conscious)
dan ketidaksadaran (unconscious).
Alam tdiak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah
sadar. Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami,
baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu, saja keberadaan lokasi dari ketiga
tingkat tersebut bersifat hipotesi dan tidak nyata dalam tubuh. Sekalipun demikian,
ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam yang
tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari (Feist & Feist, 2010).
Dalam kasus penggunaan LSD
sebagai salah satu cara untuk melakukan eksplorasi pikiran, alam tidak sadar
bukan berarti bersifat tidak aktif. Segala hal yang menjadi pengalaman dan
hasil eksplorasi pikiran akan masuk ke dalam alam tidak sadar serta akan
menjadi dorongan-dorongan yang secara terus-menerus akan berupaya agar disadari
bahkan berhasil memasuki alam sadar. Pikiran-pikiran yang tidak disadari pada
saat eksplorasi pikiran ini bisa memotivasi manusia.
Sejak awal kemunculannya LSD
selalu identik dengan hippie.
Subkultur ini menjadikan LSD sebagai tren obat-obatan terlarang pada
pertengahan tahun 60-an. Namun hanya sebagian kecil mengonsumsi energi untuk
alasan spiritual dan eksplorasi pikiran. Sebagian lainnya untuk kesenangan.
Selanjutnya seiring dengan laju
berkembangnya LSD akhirnya dimanfaatkan oleh para psychonaut untuk eksplorasi
pikiran dan berpikir mendalam tentang alam semesta serta mengembangkan berbagai
bidang seperti seni, tekhnologi dan budaya. Bahkan untuk paradigma penelitian
beberapa peneliti sukarela meleburkan dirinya ke dalam suatu kondisi yang
membutuhkan banyak teknik, dengan tujuan untuk mengeksplorasi pengalaman
manusia yang tidak biasa.
Para psychonaut bisa
menggunakan LSD dengan tujuan eksplorasi pikiran pada malam hari maupun saat
matahari terbit. Dalam kondisi yang nyaman dan tidak banyak pikiran.
Berdasarkan dari beberapa pengalaman psychonaut melakukannya ketika mereka
sedang membutuhkan inspirasi untuk seni, keingintahuan terhadap sesuatu yang
membuatnya menarik maupun untuk instrospeksi diri setelah melakukan banyak
aktivitas.
Melakukan eksplorasi pikiran
bisa dilakukan di tempat yang tenang, baik di dalam ruangan maupun di tempat
terbuka. Namun pada awal berkembangnya LSD di kaum hippie, banyak yang melakukan eksplorasi di ruangan terbuka dengan
alasan lebih dekat dengan alam dan bisa merasakan irama semesta. Di sisi lain
penggunaan LSD di dalam ruangan dilakukan dengan alasan kenyamanan dan
keamanan.
Penjelajahan pikiran dengan
mengkonsumsi LSD mempunyai cara kerja yang berbeda dibandingkan meditasi. LSD
sebagai sebuah zat yang diserap oleh tubuh kita dalam bentuk kertas blotter maupun cairan. Dalam keadaan
dibawah pengaruh zat ini psychonaut mengalami halusinasi penglihatan dan
pendengaran serta akan mengalami kesulitan membedakan realitas dan imajinasi.
Segala hal yang dipersepsi oleh
psychonaut dalam kondisi tersebut akan menjadi sebuah bahan berpikir secara
mendalam. Hasilnya nanti akan menjadi sebuah pengalaman baik secara spiritual
maupun lainnya. Dalam kondisi tersebut akan melibatkan perasaan. Emosi tidak
stabil dan cenderung terpengaruh oleh pengalaman dan halusinasi. Perasaan atau
emosi dalam kondisi dibawah alam tidak sadar atau unconscious tersebut akan menjadi lebih kuat dibandingkan dalam
kondisi alam sadar. Hal itu akan berpengaruh terhadap perilaku psychonaut pada
kondisi tersebut bahkan perilaku jangka panjang setelah mengalami kondisi
tersebut.
Semua pengalaman yang terekam
pada saat kondisi tersebut akan tersimpan dengan baik dan akan mudah diingat
walaupun tidak seluruhnya. Ada pula pengalaman maupun hasil eksplorasi yang
tersimpan baik di alam tidak sadar yang menjadi tempat bagi segala dorongan,
desakan, maupun insting yang tidak disadari namun mendorong perkataan, perasaan
dan tindakan. Selanjutnya kondisi ini berkaitan dengan teori psikologi yang
dikemukakan oleh Sigmund Freud yaitu psikoanalisis tentang kesadaran dan
ketidaksadaran.
Dari berbagai
penelitian dan pengalaman orang yang mengkonsumsi LSD, efek penggunaan zat ini
bisa mencapai 6-8 jam, ditambah dengan 2-6 jam offset (penurunan), efeknya meliputi :
1.
Meningkatnya
energi
2.
Sulit
tidur
3.
Halusinasi
penglihatan
4.
Halusinasi
pendengaran
5.
Emosi
tidak stabil
6.
Perubahan
persepsi tentang waktu
7.
Paranoid
8.
Ingatan
tentang masa lalu lembali muncul
9.
Sulit
kosentrasi
Walaupun tidak terbukti bisa menyebabkan
kecanduan secara fisik, oleh karena sifatnya yang mempengaruhi kerja hormon
dopamine di dalam otak yang berfungsi sebagai hormon reward system (yang mendorong munculnya perasaan puas dan nikmat
akan sesuatu hal yang didapat/dicapai) sehingga LSD dapat menyebabkan kecanduan
secara psikologis.
Sementara itu psychonaut yang
mengkonsumsi LSD memanfaatkannya sebagai media untuk melakukan penjelajahan
pikiran sebagai salah satu manifestasi dari perasaan ingin tahu terhadap
kualitas berpikir dengan menggunakan beberapa teknik untuk mengubah kondisi
kesadaran. Rasa keingintahuan ini akan terjawab dalam bentuk pengalaman yang
tidak biasa, baik pengalaman baru atau kumpulan pengalaman di masa lalu. Dari
pengalaman ini para pengguna akan berpikir secara mendalam tentang apa yang
telah dialaminya, hal ini pun dipengaruhi oleh rasa ingin tahu dan kemampuan
cara berpikirnya dalam membedakan imaji dan realitas (psikosis).
Pada beberapa kasus penggunaan
LSD ini banyak dilatarbelakangi oleh faktor mencari kesenangan semata karena
efek euphoria-nya yang begitu
signifikan dibandingkan obat halusinogen lainnya. Bahkan tidak sedikit orang
yang menggunakan LSD sebagai pelarian dari berbagai masalah. Hal ini merupakan
penyebab utama kasus kecelakaan maupun kematian akibat LSD. Karena efek LSD
sendiri sangat dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan penggunanya.
Ada pun pengguna LSD yang termasuk kedalam “pengguna
cerdas”/smart user berdasarkan motivasinya menggunakan LSD sebagai media
untuk melakukan eksplorasi pikiran, memahami diri sendiri dan berpikir lebih dalam tentang alam semesta serta tidak
merugikan berbagai hal di sekitarnya. Dalam perkembangannya, para smart
user ini mengoptimalkan eksplorasi pikirannya dengan melakukan meditasi, lucid dream bahkan out of body experience (astral
project) serta mengkonsumsi tamanan psikedelik. Seseorang yang menggunakan
kondisi tersebut untuk bereksplorasi diketahui sebagai psychonaut.
Istilah psychonaut berasal dari
bahasa Yunani, psyche artinya
jiwa/roh/pikiran dan nautes yang
artinya pelaut/nahkoda. Psychonaut mengacu pada metodologi untuk menggambarkan
dan menjelaskan efek subjektif dari kondisi kesadaran yang berubah yang
disebabkan oleh meditasi atau zat-zat yang mengubah pikiran. Istilah ini diterapkan
secara beragam, untuk menutupi semua kegiatan dimana kondisinya diubah dan
dimanfaatkan untuk tujuan rohani atau eksplorasi lebih mendalam dari kondisi kesadaran
manusia.
Para psychonaut yang
mengkonsumsi LSD percaya bahwa dengan mengeksplorasi pikiran bermanfaat secara
spiritual. Pengalaman dan sensasi spiritual tersebut membuat psychonaut ini melihat
kehidupan dari sisi introspektif. Dan para pengguna LSD dalam penelitian telah
terbukti merasakan rasa puas yang lebih dalam hidup, rasa penuh syukur, dan
kondisi mental yang lebih baik (Jonathan, 1988). Selain itu psychonaut ini pun
percaya bahwa eksplorasi pikiran dapat meningkatkan IQ, imajinasi dan
kreativitas.
Struktur mental yang datang
dari alam tidak sadar maupun alam bawah sadar akan menjadi sumber elemen bagi
alam sadar. Walaupun demikian, dalam kondisi mengeksplorasi pikiran alam sadar
hanya berperan sebagai perantara persepsi tentang stimulus dari luar. Dengan
kata lain, segala hal yang ditangkap atau pun yang dirasakan melalui indera
akan masuk ke alam sadar.
Pada akhirnya
psychonaut yang menggunakan LSD sebagai salah satu cara untuk melakukan
eksplorasi pikiran mempunyai alasan atas manfaat yang signifikan terhadap
kondisi mental manusia. Bahkan mampu membantu mengendalikan wilayah pikiran,
antara alam sadar, alam bawah sadar dan alam tidak sadar.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Penjelajahan
pikiran manusia telah ada sejak dulu melalui berbagai cara. Hadirnya LSD (Lysergicacid diethylamide) sebagai zat
entheogen yang bersifat halusinogen membantu manusia dalam mengembangkan
berbagai hal yang diawali dari eksplorasi pikiran dan pengalaman manusia yang
tidak biasa.
Psychonaut yang
menggunakan LSD telah membuktikan bahwa zat yang dilarang di beberapa negara
ini tidak berdampak buruk bagi kondisi fisik dan lingkungan sekitar. Efek
psikologis dari LSD yang dirasakan oleh para psychonaut akhirnya membantu
kondisi mental menjadi berfungsi dengan baik. Selain itu para psychonaut
merasakan secara langsung bahwa wilayah pikiran manusia, alam sadar, alam bawah
sadar dan alam tidak sadar dapat dioptimalkan dengan baik.
Pada akhirnya hasil
dari penjelajahan pikiran manusia telah membantu mengembangkan psikologi
positif seperti bersyukur, ikhlas dan kepuasan dalam hidup.
2.
Saran
Penggunaan
zat lysergicacid diethylamide yang
memberikan efek psikologis diharapkan mampu menumbuhkembangkan berbagai
pemecahan masalah yang melibatkan alam kesadaran dan ketidaksadaran. Tidak
hanya sebatas pemecahan masalah, jika penggunaan zat ini dikontrol dengan baik
dan dengan tujuan eksplorasi pikiran diharapkan dapat berdampak baik terhadap
kondisi mental maupun kognitif pengguna khususnya psychonaut.
Perlu
penelitian lebih lanjut lagi tentang zat ini yang secara tidak langsung
membantu perkembangan pemikiran manusia. Dengan penelitian dan dikontrol dengan
regulasi dari pemerintah dapat diprediksi akan semakin berkurangnya
penyalahgunaan LSD.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess. George J, Feist. 2010. Theories
of Personality. Salemba Humanika : Jakarta.
Grof, Stanislav. 1994. LSD Psychoterapy: Exploring the Frontiers of the Hidden Mind.
Hunter House.
Setyanti, Christina Andhika. 2015. Mengenal
LSD, Narkoba Terampuh Ubah Suasana Hati. Diakses dari http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150122094544-255-26440/mengenal-lsd-narkotika-terampuh-ubah-suasana-hati/
pada 1 Mei 2015 pukul 22:54.
Leary, Timothy. 1999. Using LSD to
Imprint the Tibetan-Buddhist Experience. Diakses dari https://www.erowid.org/culture/characters/leary_timothy/leary_timothy_lsd1.shtml
pada 3 Mei 2015 pukul 23:34.
0 komentar:
Posting Komentar