PERBANDINGAN PSIKOTERAPI DAN KONSELING
Menurut Ivey & Simek-Downing (1980) mengemukakan bahwa
psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya
merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar dalam struktur
kepribadian. Sedangkan konseling dikemukakan oleh mereka sebagai suatu proses
yang lebih intensif berhubungan dengan upaya membantu orang normal mencapai
tujuannya dan agar berfungsi lebih efektif.
Jadi dapat disimpulkan perbedaan psikoterapi dan konseling
menurut tokoh di atas terletak pada waktu. Psikoterapi membutuhkan proses
jangka panjang untuk merekonstruksi seseorang dalam struktur kepribadian
sedangkan konseling hanya membantu orang normal mencapai tujuannya agar
berfungsi lebih efektif.
Perbedaan antara psikoterapi dan konseling dilihat dari segi
tujuan, klien, konselor dan penyelenggara, serta metode yang digunakan.
Berdasarkan tujuan
Hans dan MacLean (1995) berpendapat konseling bertujuan
menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak
timbul sedangkan psikoterapi menangani penyimpangan yang merusak dan baru
kemudian menangani usaha pencegahannya.
Tyler (1961) berpendapat bahwa konseling berhubungan dengan
proses bantuan terhadap klien agar menumbuhkan identitas, sedangkan psikoterapi
melakukan perubahan pada struktur dasar perkembangannya.
Stefflre & Grant (1972) mengatakan tujuan konseling terbatas
hanya mempengaruhi perkembangan seseorang dengan situasi sesaat sedangkan
psikoterapi tidak hanya memperhatikan sekarang, melainkan yg akan datang.
Blocher (1996) merumuskan perbedaan antara keduanya sebagai
berikut :
- Pada konseling : developmental
– educative – preventive.
- Pada psikoterapi : remediative
– adjustive – therapy.
Jadi dapat saya simpulkan psikoterapi bertujuan untuk menyembuhkan
dengan melakukan perubahan pada struktur dasar perkembangannya sedangkan
konseling mencegah agar penyimpangan tidak terjadi dan membantu
menumbuhkan identitas.
Dilihat dari Klien,
Konselor dan Penyelenggara
Secara tradisional membedakan konseling dan psikoterapi mudah
karena pada konseling, konselor menghadapi klien yang normal, sedangkan
psikoterapi, terapis menghadapi klien yang mengalami neurosis atau psikosis.
Patterson (1973) dan Pallone (1977) mengatakan konseling diberikan pada klien,
sedangkan psikoterapi diberikan pada seorang pasien.
Konselor dan Psikoterapis mempunyai latar belakang pendidikan
yang pada umumnya berbeda, namun ada kesamaan yang terletak pada subjek
tertentu yang harus dilatih dan dipelajari seperti teori dasar kepribadian
dengan perkembangan, gangguan, perubahan dan penilaian dan alat penilainya.
Kegiatan untuk melakukan Konseling bisa dilakukan di sekolah
atau Lembaga Pendidikan, Perguruan Tinggi, Lembaga atau Biro Khusus atau
praktik pribadi. Psikoterapi dilakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di
Lembaga Pendidikan dengan pengaturan dan suasana yang khusus. Sedangkan,
psikoterapi banyak dilakukan di Rumah Sakit, Lembaga khusus atau praktik
pribadi yang berhubungan dengan kesehatan.
Dilihat dari Metode
Perbedaan keduanya menurut oleh Stefflre & Grant
(1972) yaitu konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih
sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih
memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan pada aktivitas
kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens,
lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih kognitif dan berkurang
intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit
kekaburannya.
Bentuk Utama Terapi
Psikoterapi menurut Phares (dalam Markam 2007) dapat dibedakan
menjadi dua aspek, yaitu menurut taraf kedalamannya dan menurut tujuannya.
Menurut kedalamannya dibedakan psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif,
dan psikoterapi rek ronstruktif .
- Psikoterapi suportif bertujuan
untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi
dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa
yang ada dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau
akan “dibongkar” ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih
parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan
untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi
kesulitannya.
- Psikoterapi reedukatif
bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat
berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji
ulang keyakinan kilen, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri
lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya.
Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga
tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini
biasanya yang terjadi dalam konseling.
- Psikoterapi rekonstruktif
bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali
ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis,
member pemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya.
Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya
berlangsung intensif dalam waktu yang sangat lama.
Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Menurut Schertzer dan
Stone (1980) Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami
diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya.
Sedangkan psikoterapi
menurut Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa
psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang
sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simptom untuk mengantarai pola
perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
yang positif.
Dari dua definisi di
atas kita bisa tarik kesimpulan mengenai dua pembahasan tersebut bahwa
konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih
mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika
proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat
lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga
nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
Sedangkan psikoterapi
lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga
lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih
berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan
lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian ke arah yang positif.
Sedangkan perbedaan
konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977)
dan Thompson & Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer & Shostrom
(1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai
oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive,
situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan
short-term.
2. Sedangkan
psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive,
depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe
emotional problems and long-tern”.
Konseling dan
psikoterapi merupakan intervensi yang dilakukan oleh orang ahli untuk orang
yang datang padanya. Keduanya merupakan interaksi antara seorang profesional dengan orang yang minta bantuan profesinya,
baik konseling maupun psikoterapi merupakan proses persuasi.
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/52277165/Definisi-Konseling-Menurut-Para-Ahli-Serta-Analisisnya
Gunarsa, Singgih D.
1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia\
Markam, S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantar
Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Prayitno, Amti
Erman.2004.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta; Rineka Cipta
Juang Herdiana M
14513705
4PA07
0 komentar:
Posting Komentar